Puisi dilihat dari segi bangunan bentuknya pada umumnya merupakan pemakaian atau penggunaan bahasa intensif yang memiliki makna yang mendalam yang telah dimanipulasi sehingga memiliki pengaruh kuat dalam menggerakkan emosi pembaca yang memunculkan gaya penuturan dan daya lukisnya. Bahsa puisi lebih padat, lebih indah lebih cemerlan dan lebih hidup ( compressed, picturesque, vivid ). Bahasa puisi mengandung penggunaan lambang-lambang metaforis dan bentuk-bentuk intuitif yang lain untuk mengespresikan gagasan, perasaan dan emosi oleh pembacanya oleh karena puisi lebih pada arah imajinasi dan rana (domain), kepadatan bahasa pusi sangat berkaitan dan singkron dalam upaya sang penyair untuk memadatkan sejumlah pemikiran, perasaan dan emosinya yang akan diungkapkannya.
Perbedaan antara penulis prosa dengan penulis puisi adalah kemempuan untuk menyampaikan dan mengespresikan hal-hal yang sangat besar dan luas yang sangat ringkas dan padat. Dipandang dari segi isinya pusi yang bagus merupakan ekspresi yang paling benar ( genuine expression ) atas keseluruhan bentuk keseluruhan gaya manusia yang memiliki ekspresi fikiran dan jiwa terhadap pengetahuan dan pengalaman terhadap peristiwa kehidupan. Dengan demikian fenomena mem-budaya-puisi itu tercipta dalam proses yang kira-kira dibagangkan sebagi berukut :
Alam
Gagasan
Materi isi perasaan peristiwa
Emosi kehidupan pengalaman
Puisi
Kosa kata
Materi bentuk
Struktur
Hubungan Puisi Dengan Pengalaman Hidup Manusia
Puisi memiliki kekuatan tersendiri untuk memperluas pengalaman hidup aktual dengan jalan mengatur dan mensintesekannya. Pengalaman yang melayani kebutuhan universel manusia untuk memperoleh pelarian obat penawar dari beban kesibukan hidup yang rutin. Kejadian hidup yang terkadan membuat ngilu serta menjadi beban hidup, membutuhkan beberapa terapi untuk mengobatinya, terkadang dengan ekspresi lagu dan atau pelarian hidup untuk menghindari pengalaman atau ingin mengulan kembali kejadian masalalu. Ekspresi yang muncul adalah keanehan yang terkadang dinilai orang sebagai penyimpangan. Untuk menyampaikan kepada orang prihal tersebut maka mereka mencoba untuk meluapkan pengalaman tersebut dalam bentuk puisi yang disebut dengan “pengalaman perwakilan”.
Puisi Dan Keinsafan/Kesadaran Individu
Membaca puisi berarti kita diajak untuh melihat kembali kesadaran/keinsafan manusia baik itu diri sendiri maupun orang lain. Hal ini sangat dimungkinkan leh karena puisi itu sendiri yang mengajak kita untuk melihat kedalam hati manusi, puisi biasanya menyentuh sisi-sisi yang mengenai perihal :
- Topeng yang dipakai manusia dalam dunia nyata
- Berbagai peran yang diperankan oaran g dalam dalam menampilkan dirinya di dunia atau lingkungan masyarakat.
Ada hak dan misi yang dibawa Oleh seorang penyai lewat puisinyauntuk membuka tabir ayang menutupi hati manusia dan membawa kita untuk melihat kedalaman rahasia perasaan, fikiran dan impian manusia. Inilah yang menbawa kita kepada manusia yang lebih sensitif, responsif dan lebih simpatik.
Puisi Dan Keinsafan Sosil
Puisi juga memeberiakan pengetahuan kepada kita tentang manusia sebagai “Makhlu Sosil”, yang telibat dalam issue dan problem sosil. Secara imajinatif puisi mampu untuk memberikan gambaran kepada kita perihal sebagai makluk sosial, baik itu berupa keadaan dan penaf siran situasi keadaan sosil, biasanya berupa :
- Penderitaan atas ketidak adilan
- Perjuangan untuk kekuasaan
- Konfliknya dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hukum tuhan atau hukum manusia sendiri
- Ketidak sepahaman dengan kebijakan
- Dll.
Pusis Dan Nilai-Nilai
Dalam bahasa puisi banyak sajian nilai-nilai ( value ) yang bernmanfaat bagi lingkunganhidupnya. Kita akan mendapatkan laki-laki atau perempuan yang telah mengambil siap terhadap terhadap mral dan etika yang telah menjadi plihannya.
Sebagai perwakialan dari comment diatas maka disajiakan puisi W.S Randra,i961.
DENGAN KASIH SAYANG
Dengan kasih sayang
Kita simpan bedil dan kelawang
Punahlah gairah untuk darah
Jangan!
Janag dibunuh para linta darat
Ciumlah mesrah anak janda tak punya berayah
Dan sumbatlah jarimu pada mulut peletupan
Karena darah bajak dan perampok
Akan mudah mendidih dengan pelor
Mereka buakan tapira atau badak
Hatinya pun berurusab cinta kasih
Seperti jendela yang terbuka untuk angin sejuk!
Kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka
Hanaya membenci yanga nampak rompak
Hati tak bisa untuk berpelukan dengan hati mereka
Terlampau terbatas pada lahiriah masih pihak
Lahirlah yang terlalu banyak meminta!
Terhadap sajak yang paling utopis
Bacalah dengan senyuman yang sabar
Jangan dibenci kaum pembunuh
Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri
Kere-kere hangan mengemis lagi
Dan terhadap penjahat yang paling laknat
Pangdanglah dari jaendela hati yang bersih
W.S Randra,i961.
HAKEKAT PUISI
Labels:
Hakekat puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment